Minggu, 09 Oktober 2011

Ekspor Kerajinan Plastik Bali 16,9 Juta Dolar

Denpasar (ANTARA) - Jepit bunga jepun imitasi jenis barang kerajinan yang dibuat anak-anak di pusat kerajinan Kabupaten Gianyar, Bali berhasil memasuki pasar ekspor bernilai 16,9 juta dolar AS selama Januari-Agustus 2011.

Angka hasil penjualan tersebut bertambah 13,79 persen, jika dibandingkan periode yang sama 2010 yang hanya 14,9 juta dolar, kata Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar Senin.

Hasil kerajinan berbahan baku plastik, spon yang diproduksi berupa berbagai jenis bunga dan hasilnya kelihatan persis seperti aslinya itu laku keras ke pasar luar negeri terutama ke China, Jepang, Prancis, Itali dan Australia.

Barang kerajinan yang konsumennya adalah kaum wanita ini dibuat dari spon merupakan barang jenis baru yang diproduksi di Bali, tutur Dewa Nyoman Mawa, seorang perajin di pusat kerajinan Tampaksiring Gianyar.

Kerajinan jenis ini, masih tergolong baru memasuki pasar ekspor, volume pengiriman saat ini masih sedikit, tetapi anak-anak muda dari wisatawan dalam negeri juga memiliki minat yang tinggi untuk membelinya.

Alat perhiasan di kepala ini cukup membanggakan, karena permintaan dari dalam negeri sendiri juga lumayan ramai, konsumen lokal, ikut membelinya rata-rata 50 pcs per hari dengan harga antara Rp5.000 - Rp15.000 per pcs.

Anak-anak mampu membuat bunga jepun dan kamboja tiruan dari spon tipis dan ringan hasilnya, beraneka warna yang menarik dan indah, persis seperti bunga asli, sehingga mempu menarik minat turis asing untuk membelinya.

Ia yang memiliki tenaga kerja sekitar 15 perajin mengaku, sebelum bunga imitasi ini ada, jenis bunga sejenis dibuat dengan bahan baku kayu dan plastik namun, hasilnya belum secerah seperti sekarang.

Bunga imitasi dari spon persis tampak seperti bunga asli, begitu beredar di pasaran langsung mendapat respon yang positif dari konsumen, khususnya wanita baik wisatawan dalam maupun luar negeri yang berlibur di Bali.

Ekspor hasil kerajinan ini baru sekitar 500 pcs per bulan, tetapi karena jumlah perajinnya banyak di daerah ini, maka setelah terkumpul dalam jumlah banyak baru diekspor, tutur Mawa sambil merapikan barang seninya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar